11 Tips Agar Santri Betah Belajar Di Pondok Pesantren

Rabu, Maret 30, 2016


Keinginan untuk memiliki anak yang Shaleh dan keterbatasan waktu orangtua untuk mendidik anaknya dirumah merupakan beberapa alasan (motivasi) para calon wali santri untuk memasukkan anaknya ke Pendidikan Pesantren. Namun terkadang, Kekhawatiran dengan kondisi lingkungan yang kurang baik,dan kesiapan anak yang akan menjalani program pendidikan berbasis Boarding School tersebut belum selamanya mendukung. Sehingga ada beberapa orangtua yang sedikit “memaksa” agar anaknya mau nyantri, padahal anaknyya belum mendapatkan gambaran tentang seperti apa dan bagaimana kehidupan di Pesantren. Akibatnya, anak yang didambakan mampu mengenyam pendidikan pesantren dengan baik, ternyata minta pulang dengan alasan tidak betah dan sebagainya.

Nah, apakah ada cara agar santri atau calon santri betah nyantri di Pesantren.? Tentu ada, dan Insya Allah pada postingan kali ini tim Redaksi Sirojuth-Tholibin.net akan menawarkan beberapa tips atau langkah langkah agar santri atau calon santri betah belajar di Pondok Pesantren. Terutama bagi calon wali santri yang baru saja ingin memasukkan anaknya ke Pesantren, khususnya Pesantren Modern. Berikut ini adalah caranya :

1. Berdoa kepada Allah SWT.

Mungkin anda akan berkata, kenapa setiap cara selalu saja poin pertama berdoa, apa tidak ada yang lain. Kami harus menjawab memang kemanapun kita pergi dan apapun pekerjaan yang ingin kita lakukan tetap tidak boleh melupakan hal yang satu ini, yaitu berdoa. Ini senjata seorang mukmin yang bisa kita andalkan dimanapun dan untuk apapun. Konon fir'aun pun setiap malam berdoa untuk kelanggengan kerajaannya sehingga pada suatu malam dia ketiduran tidak sempat berdoa. Esok harinya dia tenggelam dalam laut merah.

Makanya kalau anda ingin terus dapat menetap di pesantren harus sering-sering berdoa, mintakan juga orang tua dan kerabat untuk mendukung anda dalam hal ini. biasa ini sangat ampuh dan banyak orang telah membuktikan.

sedangkan bagi anda orang tua, jika punya anak di pesantren dan dia sudah tidak lagi betah, maka saran kami berdoalah sebanyak-banyaknya kepada Allah supaya diberi hidayah dan taufik kepada anak anda. ingat, doa orang tua tidak ada hijab, pasti terkabul.

2. Sudah Mandiri.

Kehidupan di Pesantren lebih banyak aktifitas yang sifatnya mandiri, untuk itu calon santri harus lebih siap dan sudah terbiasa dengan pola hidup mandiri. Misalkan dirumah sudah terbiasa mencuci baju sendiri, mencuci piring bekas makan sendiri, sudah bisa masak dengan menu sederhana, dan merapikan tempat tinggal atau kamar tanpa harus diminta oleh orangtua. Kebiasaan hidup yang sudah mandiri seperti ini Insya Allah akan lebih membantu calon santri untuk menjalani aktifitas di Pesantren.

3. Terbiasa Disiplin.

Sudah tidak diragukan lagi, kedisiplinan sudah menjadi salah satu icon yang dimiliki oleh Pesantren, maka bagi calon santri yang akan menjalani pendidikan di Pesantren, ia harus siap dan terbiasa disiplin. Kedisiplinan ini dapat dibangun ketika sang anak masih bersama orangtua, misalkan anak dilatih untuk bangun diwaktu Shubuh atau sebelum shubuh (untuk melakukan shalat tahajud), shalat lima waktu dengan tepat waktu, tidak terlambat berangkat ke sekolah, menjaga kerapihan baik penampilan maupun tempat tinggal,  tidak suka terlambat, dan terbiasa hidup lebih teratur.

4. Jangan sering pulang/ dikunjungi orang tua.

Seringkali seorang santri pindah atau tidak lagi betah di Pondok Pesantren karena keseringan pulang kampung. Sering pulang akan menyebabkan seorang santri itu lupa segala pantangan yang ada di dayah/pesantren. Misalnya, tidak boleh nonton TV, internetan, dan lain-lain. Nah, ketika pulang biasanya mereka mengqadha segala pantangan yang tidak boleh sebelumnya itu. Pada akhirnya ini akan menyebabkan kemalasan untuk kembali lagi ke pesantren, karena akan hilang kesenangannya yang ada di kampung.

Makanya kebanyakan orang itu menuntut ilmu itu di tempat yang jauh, agar tidak mudah untuk pulang.

Untuk beberapa kondisi tertentu (terutama bagi santri cilik dan yang belum sepenuhnya siap), terlalu sering dijenguk merupakan hal yang kurang baik karena akan mengganggu kosentrasi santri, dan menyebabkan santri ingin pulang ikut bersama orangtuanya yang menjenguk. Saran terbaik untuk waktu besuk adalah sebulan sekali.

5. Mampu bergaul.

Anak yang memiliki kesulitan didalam bergaul biasanya akan membutuhkan waktu lebih lama untuk beradaptasi dengan lingkungan pesantren. Apalagi yang akan ditemui adalah teman-teman yang semuanya belum dikenal. Maka dalam hal ini calon santri haru memiliki keberanian dan kemampuan untuk memperkenalkan diri, dan lebih terbuka. Sebagai permulaan, santri bisa mencatat nama-nama teman barunya seserta alamatnya didalam buku hariannya, sehingga ia lebih cepat hafal nama-nama teman barunya.

6. Berani dan Percaya Diri.

Memiliki Keberanian dan Percaya Diri yang baik dapat membantu memudahkan didalam menjalani aktifitas di Pesantren. Berani dalam hal berkomunikasi dengan teman baru atau Ustadz yang baru dikenal. Percaya Diri atau dengan istilah tren nya Pede, dibutuhkan didalam mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada di Pesantren. Misalkan Latihan Pidato (muhadloroh), Latihan Pramuka, latihan berbahasa Arab dan Inggris, dan lain sebagainya.

7. Sehat jasmani dan Rohani.

Salah satu syarat untuk masuk Pesantren adalah adanya surat keterangan sehat dari dokter. Informasi ini penting, karena akan sangat sulit jika santri harus ikut kegiatan Pesantren yang begitu padat sementara kondisi santri tidak memungkinkan. Bayangkan jika santri terlalu sering pulang dengan alasan sakit, karena keseringan sakit dan pulang maka keputusan untuk keluar Pesantren bukan tidak mungkin harus diambil.

Santri juga harus bersih dari riwayat kurang baik yang kaitannya dengan penyalahgunaan obat-obatan terlarang, kecuali sudah ada keterangan dan rekomendasi dari lembaga yang berwenang. Dikhawatirkan, jika masih belum betul-betul sembuh maka santri akan kembali mengkonsumsinya bahkan akan mengajak santri lainnya untuk menggunakan narkoba. Na’udzubillah. Selain itu, santri juga tidak memiliki keterbelakangan mental, sehingga santri mampu menyerap ilmu yang dipelajari di Pesantren.

9. Memiliki gambaran tentang Pesantren.

Calon santri terlebih dahulu harus mengetahui tentang gambaran kehidupan pesantren, mulai dari bangun tidur sampai kembali tidur. Santri harus memahami tata tertib pesantren  dan disiplin yang berlaku, sehingga didalam menjalaninya tidak kaget, karena sudah dipersiapkan. Sebelum memutuskan diri untuk mendaftar di Pesantren, maka disarankan untuk melakukan survey dan kunjungan terlebih dahulu ke lokasi pesantren yang akan dipilih, agar semakin yakin dan mantap.

10. Keinginan Calon santri lebih kuat.

Terkadang ada santri yang masuk Pesantren bukan atas dasar keinginannya sendiri, tetapi kehendak dari orangtuanya. Boleh-boleh saja orangtua memiliki keinginan untuk memasukkan anaknya ke Pesantren, tetapi upayakan niat itu muncul dari dalam diri sang anak. Karena yang akan menjalani pendidikan adalah anak. Akan sangat baik hasilnya jika memang sang anak yang meminta untuk dimasukkan ke Pesantren. Salah satu cara agar anak tertarik kepada dunia Pesantren dan keinginan itu muncul adalah dengan cara mulai memperkenalkan pesantren sedini mungkin, misalkan saat anak masih duduk dibangku kelas 4 atau 5, sudah dikenalkan dengan Pesantren.

11. Bertawakkal kepada Allah SWT.

Ini jalan terakhir yang harus anda tempuh jika ingin menetap di pesantren, berserah dirilah kepada Allah SWT. karena Dialah sebaik-baik pengatur, serahkan segala urusan kepadaNya seorang.

Jangan lupa Bersedekah untuk santri

Ini merupakan amanat Seorang guru kepada kami pada suatu hari. Beliau menyebutkan salah satu faktor kenapa beliau bisa menetap begitu lama di pesantren dan sukses adalah karena orang tuanya dulu sangat gemar membantu santri. Setiap santri yang pulang kampung halaman pasti di suruh singgah di warungnya dan ditraktir besar-besaran. Banyak juga kawan kami yang mempraktekkan hal ini dan berhasil. Ingat motto, cintailah agama, niscaya agama akan mencintai anda.

Demikianlah beberapa langkah-langkah agar calon santri mampu bertahan dan beradaptasi dengan cepat di lingkungan barunya Pondok Pesantren. Mudah-mudahan tulisan ini dapat membantu anda para orangtua yang belum menemukan formula yg tepat agar anak siap untuk mendapatkan pendidikan di Pondok Pesantren.

Semoga Bermanfaat.

Share this :

Previous
Next Post »
4 Komentar
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang. - Hapus

Penulisan markup di komentar
  • Silakan tinggalkan komentar sesuai topik. Komentar yang menyertakan link aktif, iklan, atau sejenisnya akan dihapus.
  • Untuk menyisipkan kode gunakan <i rel="code"> kode yang akan disisipkan </i>
  • Untuk menyisipkan kode panjang gunakan <i rel="pre"> kode yang akan disisipkan </i>
  • Untuk menyisipkan quote gunakan <i rel="quote"> catatan anda </i>
  • Untuk menyisipkan gambar gunakan <i rel="image"> URL gambar </i>
  • Untuk menyisipkan video gunakan [iframe] URL embed video [/iframe]
  • Kemudian parse kode tersebut pada kotak di bawah ini
  • © 2015 Simple SEO ✔